Kata hipnoterapi berasalah dari kata Yunani kuno “hypnos” artinya tidur atau membuat menjadi tidur. Kata ini dipopulerkan di Inggris oleh ahli bedah bernama James Braid tahun 1841. Braid mendasari prakteknya dari Franz Mesmer meskipun secara teori cara kerjanya berbeda.
Sebenarnya asal kata hypnos atau tidur itu menyesatkan, tapi sudah terlanjur digunakan secara popular. Hipnosis adalah ilmu psikoneurofisiologis yang secara saintifik mendasarkan pada perubahan frekuensi dan amplitude gelombang otak dari kondisi beta ke kondisi delta yang mengakibatkan meningkatnya fokus, konsentrasi, dan penerimaan terhadap pesan-pesan mental yang diberikan kepada pikiran bawah sadar (Adi Gunawan, 2012).
Beberapa terminologi :
- Hipnotis adalah orang yang melakukan hipnosis.
- Hipnoterapi adalah terapi yang dilakukan dalam kondisi hipnosis.
- Hipnoterapis adalah orang yang melaksanakan hipnoterapi.
Hipnoterapi sebagai bidang baru dalam ranah kesehatan, sejauh ini belum terdapat kesepakatan mengenai standar praktik maupun pendidikannya di Indonesia. Bagaimanapun juga, manfaat hipnoterapi sangat tergantung dari luas dan mendalamnya penguasaan seseorang mengenai teknik-teknik hipnoterapi yang efektif dan efisien yang didasari oleh riset-riset ilmiah.
Hipnoterapi sangat bermanfaat bagi klien bila dilakukan dengan teknik yang benar sesuai dengan prinsip kerja pikiran sadar dan bawah sadar, dan sebaliknya dapat membahayakan klien bila dilakukan tanpa penguasaan mendalam mengenai prinsip kerja pikiran sadar dan bawah sadar.
Pentingnya terapi dilakukan di pikiran bawah sadar karena pengaruh pikiran bawah sadar yang sangat besar terhadap hidup manusia. Hal ini sejalan dengan hasil riset Azegedy-Maszak (2005) yang menyatakan bahwa pikiran bawah sadar bertanggungjawab, mempengaruhi, dan menentukan 95% hingga 99%proses aktivitas berpikir, sehingga pikiran bawah sadar menentukan hampir semua keputusan, tindakan, emosi, dan perilaku kita.
Hipnoterapi klinis sesuai dengan pernyataan Barios (1970) lebih unggul dibandingkan psikonalisa dan terapi perilaku karena dapat langsung menembus faktor kritis pikiran sadar dan menjangkau pikiran bawah sadar di mana tersimpan berbagai program pikiran maupun emosi yang menjadi akar masalah yang berhubungan dengan atau yang menjadi penyebab berbagai gangguan emosi, perilaku, dan penyakit psikosomatis.
Hipnoterapi, menurut Tebbetts (1985), bekerja berdasar dua prinsip penting berikut. Pertama, sebagian besar perilaku maladaptif adalah hasil dari respon penyesuaian yang tidak tepat, yang dipilih untuk memenuhi kebutuhan masa kecil, yang tidak sesuai dengan situasi atau kondisi saat dewasa. Kedua, sebagian besar penyakit bersifat psikosomatis dan dipilih secara tidak sadar, sebagai upaya untuk lari dari situasi yang dianggap sebagai situasi dengan tekanan mental yang berlebih, yang disebabkan oleh emosi destruktif seperti kemarahan, kebencian, dendam, perasaan bersalah, dan takut.