Skip to content
Home » Mengatasi Stress

Mengatasi Stress

Mengatasi depresi

Sebelum mengatasi stress, kita perlu memahami jenis stress. Stress ada dua jenis. Yang pertama adalah eustress atau stress yang positif. Menurut psikiatris, Dr. Michael Genovese eustress diperlukan karena manusia memerlukan stress dalam batas yang masih bisa ditoleransi, yang memotivasi diri untuk mencapai goal (tujuan). Eustress memacu kehidupan seseorang untuk berubah menjadi lebih baik, menerima tantangan dan membuat diri untuk terus belajar dan berubah. 

Kebalikan eustress, adalah distress (stress negatif) membuat diri merasa tidak berdaya karena sumber daya (fisik, mental dan emosional) tidak cukup untuk menghadapi tantangan / masalah yang ada.

Distress dapat menyebabkan kecemasan, depresi dan menurunnya kinerja.

Contoh distress (emosi negatif) yang perlu dihindari dalam hidup manusia karena menyebabkan penyakit psikosomatis diantaranya : 

  1. Takut
  2. Marah
  3. Merasa bersalah
  4. Malu

Manusia merupakan satu kesatuan antara tubuh dan pikiran. Saat emosi negatif di atas dialami oleh seseorang, maka tubuh akan memproduksi hormon stress seperti adrenalin, kortisol, dan norepinephrine yang bisa mempengaruhi tubuh secara fisik. 

Jika manusia mengalami kejadian yang membahayakan misalnya ada truk yang melacu dengan kecepatan tinggi ke arah dirinya, maka tubuh dalam sepersekian detik memproduksi hormon adrenalin. Otot menjadi tegang, detak jantung meningkat, nafas menjadi cepat, dan berkeringat. Adrenalin juga memberikan tambahan energi yang diperlukan untuk menghadapi (fight)) atau menjauhi (flight) ancaman. 

Saat stress, tubuh juga memproduksi norepinephrine  yang fungsinya untuk membuat diri tetap terjaga, waspada penuh dan fokus. Secara umum, diri menjadi sangat responsif. Hormon ini juga memindahkan darah dari area yang kurang penting, misalnya kulit ke area yang lebih penting misalnya otot sehingga bisa menghadapi kondisi stress (ini yang menyebabkan orang yang stress berkepanjangan lebih gampang terserang penyakit alergi kulit). 

Dalam kondisi stress, hormon kortisol membantu diri mempertahankan keseimbangan cairan dan tekanan darah, dan menurunkan fungsi tubuh lain yang kurang penting saat tersebut misalnya dorongan reproduksi, sistem imun tubuh, pencernaan dan pertumbuhan. 

Ini yang menjelaskan kenapa orang stress berkepanjangan sulit memperoleh keturunan, terserang penyakit autoimun, sakit pencernaan (misalnya asam lambung) dan masalah ketidakseimbangan hormon. 

Dalam jangka panjang, hormon kortisol juga menaikkan tekanan darah dan gula, mengurangi libido, menyebabkan jerawat dan menyebabkan obesitas. 

Untuk mengatasi kondisi stress, yang diperlukan adalah kesadaran untuk menjaga hati dan pikiran supaya tidak stress. 

Secara pikiran, seseorang sadar dan mengerti stress atau emosi negatif (marah, takut, sedih, merasa bersalah, malu dan lain sebagainya) itu tidak baik namun secara hati (pikiran bawah sadar), orang tersebut tidak sanggup untuk melepaskan karena emosi negatif itu sudah tertanam di dalam hatinya (pikiran bawah sadar). 

Dalam hipnoterapi, terapis akan me-reset emosi negatif terhadap kejadian masa lampau yang ada dalam hati menjadi netral kembali. 

Social media & sharing icons powered by UltimatelySocial
Facebook
Instagram
× Whatsapp me